Beranda
Cerita Slowly  
ailuaulia
ailuaulia | 🇮🇩 Indonesia

Jujur, aku senang menerjemahkan beberapa kisah pengguna SLOWLY, namun kini aku yang menulis kisahku berdasarkan pengalaman pribadiku sendiri menggunakan SLOWLY. Ahahaha

Bermula ketika aku gabud dan menginstall aplikasi secara acak, namun aku memutuskan memasang aplikasi SLOWLY di ponselku. Awalnya aku kebingungan dengan fitur yang tersedia, kemudian aku mempelajari lebih lanjut dengan sesering mungkin melihat-lihat fitur yang ada di dalamnya. Aku mengirim surat pertama pada orang India. Aku terus menemukan beberapa pengguna yang ramah dan terus berkirim surat! Mereka asik. Meski beberapa ada yang tidak.

Kemudian, aku mengatur bahasa yang aku gunakan dan melihat siapa saja yang menggunakan bahasa yang sama denganku. Setelah sekian lama menggunakan SLOWLY, aku baru menyadari bahwa ternyata berkirim pesan di sini bisa dengan orang lokal juga. Jadi, aku bersurat-suratan dengan teman senegaraku. Aku memegang prinsip: beretika. Sebab, etika bisa mengenal lebih jauh karakter pribadi orang lain. Jadi, aku terus berkirim pesan di SLOWLY. Yang membuat SLOWLY menjadi sangat berkesan adalah bahwa dengan jangka waktu yang ditentukan dari rasio pengiriman, hingga pesannya membutuhkan waktu lebih untuk sampai ke penerima. Sungguh, ini adalah esensi yang dibawa ketika zaman dahulu saling mengirim surat menggunakan kertas. Menakjubkan!

SLOWLY mendekatkan yang jauh dengan waktu yang tidak menentu. Jika saja pasangan kekasih, ini disebut rindu tak berkesudahan, namun ketika surat sudah sampai, rasanya tidak bisa hanya mengirim satu atau dua penggalan kalimat. Sebab, ada banyak sekali yang ingin disampaikan di surat tersebut. Aku mengagumi SLOWLY karena membuat rindu terasa semakin melekat. Dan aku menyukai perasaan yang dihasilkan rindu ini. Rasanya sungguh membuatku membuncah! Namun, ini bukan berarti aku jatuh cinta. Tidak, jangan salah paham. Aku menyukai sensasi ketika akan ada balasan surat yang masuk. Itu luar biasa!

Untuk pengguna SLOWLY bergender perempuan, tetap jaga pribadimu. Jangan merusakanya karena merasa sudah menemukan kenyamanan dan merasa bahwa orang yang sedang surat-suratan denganmu adalah orang yang baik. Tetap harus waspada dan tingkatkan kesadaran. Sebab, semua di media sosial bersifat semu. Juga jangan sembarangan mengirim foto selfie dan audio pada orang yang belum sepenuhnya kamu kenal di dunia nyata. Karena sekarang, orang di dunia nyata saja bisa melakukan kriminal, bagaimana dengan yang di dunia alter? Jadi, mari kita jaga diri masing-masing. Ini juga merupakan sebuah pengingat bagiku pribadi sebagai perempuan.

Salam,
A.

 Kirimkan Kisah Anda

SLOWLY

Mulai terhubung dengan dunia sekarang!

4.7   8 jt+