Cerita-cerita Slowly
Persahabatan yang Hanya Bisa Ditemukan di Slowly
Jika seseorang mengatakan kepadaku satu tahun yang lalu jodohku adalah anak lelaki Italia yang akan ku temui lewat ‘Slowly’, dan kami saling bertukar surat, kemudian bertemu dan jatuh cinta, Aku tidak akan pernah percaya...
Sejak setahun yang lalu, Aku merasa sangat sedih dan berada dalam tahap melankolis yang dalam. Berdoa setiap hari untuk menerima malaikat dalam hidupku, meskipun malaikatku tidak muncul secara fisik untuk menyambutku, datang melalui surat...
I think one day both of us will be Hemingway and sit on the same bus without recognising each other.
Ketika aku remaja, aku didiagnosa Autisme. Ini membuat Ibuku (begitupun aku yang beranjak dewasa) sangat dirundung kesedihan, mengetahui bahwa hal tersebut akan terasa sulit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.
At last, I found her. I waved at her through the window, our first meeting. We just stared each other for sometime and then I left...
Aku berjumpa dengan cinta dalam hidupku menggunakan Slowly...
She actually listened to what I had to say and think in times when real world colleagues and friends didn’t find the the time or care too...
And right now, she's out there, living her life. It was honestly one of the greatest things I've ever experienced in my life...
No she’s not my significant other, she’s not my best friend either. But she’s extremely special...
Saat aku mengaku padanya bahwa aku adalah Transgender, dia adalah satu-satunya yang melihatku sebagai diriku sejatinya, dia tidak melihat dari tubuhku melainkan benar-benar diriku yang sesungguhnya ...
Whatever we talk about, whatever we do or see we find each other in it. I’ve connected with this woman on so many levels...
Di dunia nyata, aku adalah lelaki yang tidak memiliki banyak teman. Aku cenderung introver ...