The chess player
Originally written in English. Translated by ailuaulia.
“Berteman di internet tidak pernah serius.”
“Hindari orang asing di internet.”
“Pertemanan daring hanya menyukai seksualitas.”
Aku pasti bukan satu-satunya orang yang pernah mendengar hal berikut ketika membicarakan pertemanan daring, dan kalimat-kalimat tersebut itu benar adanya! Di dunia internet, apa yang membuatmu diterima dan dikagumi oleh orang lain adalah dari penampilan dan secara umum tidak ada hal lainnya. Apakah aku salah?
Di beberapa aplikasi di mana mereka memanipulasi dengan bilang, “Terhubung dengan teman sesungguhnya”, sebenarnya mereka hanya memberikan gambaran orang-orang asing dengan tanda centang dan tanda silang di bawahnya, dan apa yang membuat mereka menjadikanmu sebagai teman daringnya adalah karena foto profilmu!
Aku sendiri yang mengalaminya. Aku menulis di profilku: “Seorang perempuan yang suka membaca dan membahasa tentang buku”, dan tidak ada yang menambahku sebagai teman mereka, yang mana masuk akal karena orang-orang menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut hanya untuk memuaskan hasrat mereka. Mengapa juga mereka mau membicarakan hal yang jauh dari hal itu? Dan bagaimana bisa seseorang membangun pertemanan dengan pesan instant yang membosankan? Tidak ada yang bisa… mari kita jujur saja.
Jadi sebagai orang luar yang tidak mudah beramah tamah, tidak pernah merasa nyaman dengan seseorang yang berpura-pura menjadi seorang kawan, dan tidak pernah mendapatkan dukungan dari teman sebaya, aku pernah putus asa dalam menjalin pertemanan, dan aku semakin tertarik untuk membaca lebih lanjut. Mungkin hubungan virtual dengan karakter fiksi bisa membangkitkan kekosongan dalam diriku. Sampai tiba hari di mana aku menulis novel mengenai persahabatan pena, Sang Pahlawan mengembangkan ikatan yang sangat kuat hanya dengan menulis. Aku terobsesi dengan ide itu, dan segera setelah aku menyelesaikan novel halaman terakhirku, aku mencari kata kunci “Sahabat Pena”, kemudian akhirnya aku menjadi bagian dari SLOWLY… Aku bangga mengatakan bagaimana aku bisa lebih baik dalam membangun pertemanan, lebih bersinar, lebih mumpuni dan lebih memuaskan dibanding di novel. Aku mengenal begitu banyak talenta, orang-orang yang menarik yang membuatku merasa bahwa masa depan itu aman selama mereka di sini, dunia yang diberkati. Terkadang mereka mengirimiku gambar dan jurnal mereka sendiri. Kemudian di waktu berikutnya mereka mengirim suara ketika sedang membaca puisi dan bermain alat musik. Aku memiliki mereka baik ketika sedang hancur maupun bahagia, dan mereka juga memilikiku sebagai orang yang selalu ada, dan kami saling mengikuti perjalanan masing-masing.
Hidupku jungkir balik. Kapanpun aku mengklik ikon tulis setiap malam akhir pekan untuk dikirimkan kepada kawan tersayangku, aku merasa seolah masuk ke tempat yang aman, dengan orang-orang yang memahamiku dan melengkapi bagian kosong yang ada di dalam diriku, yang membuatku merasa terinspirasi dan termotivasi dan kepada mereka aku berterimakasih atas takdir yang memberikanku kesempatan untuk mengenal dan memahami sisi terbaik mereka.
Tidak menekanku untuk selalu membalas pesan namun tetap memberikan perasaan hangat dan merasa terhubung.
Aku sangat menyadari bahwa setiap orang bisa menemukan bagian dirinya yang kosong di sini, dan selalu ada orang-orang memukau dengan kisah yang juga sama-sama memukau yang mana SLOWLY memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan kisahnya di bagian lain dari dunia. Itu disebut zoman aman