Originally written in English. Translated by ailuaulia.
Ketika pertama kali aku menemukan SLOWLY, itu sepenuhnya merupakan ketidaksengajaan. Saat itu jam 10 Sabtu malam, aku berada di PJku, aku sedang mencari-cari lusinan aplikasi baru di Play Store ketika pada akhirnya aku menemukan SLOWLY. Aku kesal. Apa itu SLOWLY dan mengapa muncul di layar ponselku? Maksudku, ya, aku suka berkirim surat dan ya, aku memiliki teman, tapi aku tidak tertarik untuk menunggu dan berkirim pesan kepada yang lain dengan menulis 1000 kata.
Kemudian aku menggunakan SLOWLY dan seluruh perasaan kesalku sebelumnya lebur menjadi debu.
Maksudku, pertama kali, aku merasakan kecanduan ketika menunggu surat-surat itu sampai kepadaku. Ya, benar kamu mendengarku dengan jelas. Aku duduk sambil menulis di SLOWLY untuk pertama kali, “Bah, ya, aku tidak akan melakukannya. Tidak akan.” Kemudin aku mengirim surat pertamaku. Dan aku menunggu. Dan tetap menunggu.
Dan balasan pertama sampai padaku hingga otomatis aku luluh begitu saja.
Aku tidak berharap segalanya yang bersifat sangat mendalam-hanya pertemanan kasual biasa saja untuk saling berkirim surat-tapi aku melakukan banyak perkembangan di aplikasi ini, yang membuatku semakin terhubung dengan orang-orang. Ada sesuatu tentang identitas tanpa nama, dan caranya dalam menyampaikan isi pikiran mereka bahkan bisa begitu sangat mendalam, yang menuntunku menjadi sangat dekat dengan mereka. Kupikir itu karena aku tidak mengenal mereka secara pribadi di dunia nyata hingga mereka mungkin saja lebih tertarik meluapkan isi pikiran mereka mengenai hal-hal yang tidak biasanya diceritakan kepada teman-temannya, dan itu sungguh membuatku menghargai mereka di aplikasi ini karena kini mereka jadi bisa lebih jujur dan terbuka pada dirinya sendiri.
Tidak semua orang terlahir tegas dan berani. Terkadang, kita dilahirkan begitu pendiam dan penyendiri, dan ada kalanya merasa sedikit kesepian. Jujur saja, aku orang yang suka menyendiri namun juga suka bersosialisasi dengan teman-temanku dari waktu ke waktu. Terkadang aku merasa kesepian juga, merasa tidak terhubung dengan dunia, jadi ketika aku memiliki sahabat pena seperti ini yang bersedia menunggu balasan suratku-yang dengan senang hati membuatku terhibur bahkan ketika berbuat salah mereka tidak menghakimiku-aku sangat menghargai itu. Dan untuk mereka yang dengan berani keluar dari kesendiriannya, itu adalah hal terpuji, dan, karena terus terang saja! Kamu luar biasa bagi orang lain! Kamu ramah sekali! Itu merupakan hal pemberani yang bisa kamu lakukan.
Aku sangat bersyukur pada kejadian jam 10 malam tersebut. Jika saja saat itu aku tidak mencari-cari aplikasi acak di Play Store kala itu, aku mungkin saja tidak akan menemukan aplikasi ini. Tanpa itu, aku mungkin juga tidak akan pernah menulis surat pada orang-orang dari luar negri dan yang secara mengejutkan kutemukan adalah: bahwa semua orang itu sama. Tidak peduli apakah kita orang Malaysia, Taiwan, atau Italia, kenyataannya adalah: kita membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Dengan itu, kita bisa menjadi versi sebenarnya dari diri kita sendiri. Kupikir tidak ada hal indah yang secara inheren membuatmu dihargai orang lain-atau sebaliknya-yang secara sederhana membuat mereka merasa, “Hey, aku ingin mengenalmu.”
Aku tidak menulis sesuatu yang bersifat istimewa. Sebab aku berpikir yang aku sampaikan adalah hal yang biasa saja dan semua orang menulis ini sesuai dengan pengalaman mereka. Aku adalah salah satu dari sebagian orang yang pasti merasakannya-dan tetap merasa seperti itu-karena sejujurnya aplikasi ini sangat menyenangkan. Aku menyukai aplikasi ini beserta orang-orang yang aku temui di dalamnya. Kepada semua sahabat penaku, kalian benar-benar sangat memukau!
Dan sekarang aku harus kembali bekerja, sambil menunggu balasan dari sahabat-sahabat penaku sebab kini itu menjadi bagian dari hari-hariku. Aku juga seorang petapa yang senang membaca buku dan menyiapkan surat-surat balasan sebab aku kecanduan di sini meski aku sendiripun memiliki masalah (walaupun bagus). Jadi tunggu saja ya kalian orang-orang yang sangat luar biasa! Seseorang pernah berkata bahwa hal-hal yang kamu dambakan memiliki makna yang layak untuk ditunggu.
