Cerita-cerita Slowly
Persahabatan yang Hanya Bisa Ditemukan di Slowly
I took off my mask and for the first time I ever tried to be honest.
Saya telah menggunakan Slowly sejak Oktober 2018, ketika mempersiapkan kursus pasca-kelulusan yang menerapkan Teknologi Baru dalam Pengajaran Bahasa Inggris.
Politically there are no good relations but through Slowly I made some Indian friends. I am glad to have such a deep conversation with them.
I've found so many close and fantastic friendships here that trying to narrow it down to just one was impossible...
Everytime she used to say that she couldn't imagine waking up one day and not seeing that a letter was arriving from me, she'd feel upset about it...
Jika seseorang mengatakan kepadaku satu tahun yang lalu jodohku adalah anak lelaki Italia yang akan ku temui lewat โSlowlyโ, dan kami saling bertukar surat, kemudian bertemu dan jatuh cinta, Aku tidak akan pernah percaya...
Sejak setahun yang lalu, Aku merasa sangat sedih dan berada dalam tahap melankolis yang dalam. Berdoa setiap hari untuk menerima malaikat dalam hidupku, meskipun malaikatku tidak muncul secara fisik untuk menyambutku, datang melalui surat...
Ketika aku remaja, aku didiagnosa Autisme. Ini membuat Ibuku (begitupun aku yang beranjak dewasa) sangat dirundung kesedihan, mengetahui bahwa hal tersebut akan terasa sulit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.
The platform has helped me see how similar we all are, regardless of our differences in beliefs, cultures or values...
For an eternity, I've been looking for a way to make pen pals...
No sheโs not my significant other, sheโs not my best friend either. But sheโs extremely special...
Saat aku mengaku padanya bahwa aku adalah Transgender, dia adalah satu-satunya yang melihatku sebagai diriku sejatinya, dia tidak melihat dari tubuhku melainkan benar-benar diriku yang sesungguhnya ...