Beranda
Cerita Slowly  
slchld
slchld | 🇬🇧 Britania Raya
Pilihan Editor

Originally written in English. Translated by Mwehehehe.

Saat itu aku masih dalam masa karantina selama sebulan ketika pertama kali mengunduh Slowly. Sebelumnya, aku telah melihat aplikasi ini di Play Store beberapa kali selama 2 tahun terakhir, tetapi setiap kali aku membaca deskripsinya, aku selalu skeptis. Siapa orang waras yang mau menunggu hingga 2 hari hanya untuk menerima pesan ketika aku bisa mengirim pesan dan langsung mendapatkan balasan?

Aku masih ingat dengan jelas hari ketika aku mengunduh Slowly. Seperti sebelumnya, aku sedang berada di Play Store dan memberi tahu adikku tentang aplikasi yang membutuhkan waktu lama untuk mengirim pesan ketika adikku mengaku bahwa dia telah menggunakan aplikasi ini sebelumnya. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia telah bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dengannya dan dia sangat menikmati menunggu surat-suratnya. Meskipun aku merasa skeptis, aku tetap memutuskan untuk mengunduh aplikasi tersebut dan dengan canggung mengirimkan beberapa surat.

Sehari kemudian, aku membuka aplikasi tersebut dan mendapati bahwa aku belum menerima surat dari siapa pun. Aku juga tidak benar-benar mengharapkan tanggapan yang lama atas pesan yang aku kirim, tetapi aku agak kesal karena tidak ada yang membalas, jadi aku mengirim beberapa surat lagi dengan harapan seseorang akan membalasnya. Keesokan harinya, aku menerima balasan pertamaku. Itu adalah surat perkenalan yang singkat, tetapi itu membuatku lebih bahagia daripada pesan teks yang pernahku terima. Saat itulah aku menyadari mengapa orang-orang menggunakan aplikasi ini. Penantian itulah yang membuatnya sepadan.

Aku terus mengirim surat, mencocokkan secara otomatis setiap hari. Pada satu titik, aku menerima begitu banyak surat sehingga aku sangat kewalahan, namun aku mencoba membalas setiap surat yang aku terima, meskipun itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin karena itulah, surat-suratku terkadang terasa mekanis dan singkat. Tidak ada yang memanggilku untuk hal ini, tetapi banyak orang yang tidak membalas suratku setelah beberapa surat. Secara naif, aku hanya berasumsi bahwa mereka telah berhenti menggunakan aplikasi ini dan aku akan ‘menyembunyikan’ mereka sebagai cara untuk merapikan daftar temanku.

Namun, seorang teman baru-baru ini bertanya kepadaku apakah aku menikmati percakapan kami, dan aku menjawab tidak, karena percakapan tersebut terasa sangat tidak berkesinambungan dan tidak personal bagiku. Namun, setelah mengirimkan surat itu, aku menyadari bahwa aku telah melakukan hal yang sama kepada semua orang yang aku kirimi surat. Itulah sebabnya beberapa orang berhenti mengirim surat kepadaku. Mereka tidak menikmati percakapan yang kami lakukan. Ya, ada beberapa orang yang berhenti menggunakan aplikasi ini sepenuhnya, tetapi ada sesuatu yang secara fundamental salah dengan caraku berinteraksi dengan orang-orang di aplikasi ini. Aku tidak meluangkan waktu untuk memahami mereka, namun aku berharap mereka tulus terhadapku. Aku adalah orang yang munafik.

Sejak saat itu, aku menonaktifkan pencocokan otomatis. Pencocokan otomatis membuatnya terlalu mudah untuk menemukan teman pena baru. Terlalu mudah untuk mengirim surat pertama yang hampir klinis kepada seseorang yang tidakku kenal, terutama karena aku tidak akan melihat profil mereka sampai setelah aku mengirim surat itu. Sekarang aku mencoba meluangkan waktu untuk memahami teman-teman penaku saat ini secara mendalam sebelum menjangkau hubungan baru.

Slowly membuatku mengevaluasi kembali bagaimana aku memandang hubunganku. Hal ini membuatku mempertimbangkan apakah aku sudah tulus dalam menjalin hubungan, baik secara online maupun offline. Hal ini membuatku menyadari bahwa agar sebuah pertemanan dapat berhasil, kami berdua harus tulus, terutama di Slowly. Aku percaya hal ini telah membuatku menjadi teman yang lebih baik dan untuk itu, aku akan selalu bersyukur bahwa Slowly adalah bagian dari hidupku.

 Kirimkan Kisah Anda

SLOWLY

Mulai terhubung dengan dunia sekarang!

4.7   8 jt+