Cerita Slowly
🇧🇴 Bolivia
Mengenaskan, aku berhenti merespon suratnya, tanpa mengawali dengan salam perpisahan dengan sebuah janji untuk kembali dan menujukan diriku yang lebih baik.
Baca lebih lanjut🇺🇸 Amerika Serikat
Aku tak lagi takut akan ditolak oleh orang-orang karena aku tahu akan ada seseorang yang menerimaku apa adanya, tidak peduli betapa buruknya kekurangan dan ketidaksempurnaanku.
Baca lebih lanjut🇺🇸 Amerika Serikat
Aku baru saja menggunakan aplikasi slowly selama beberapa bulan sekarang, danaku tidak bisa berhenti merekomendasikannya.
Baca lebih lanjut🇷🇴 Romania
I have fallen for her letters before even knowing her real name, or before seeing her face, a picture, through her letters I had seen what matters: her soul.
Baca lebih lanjut🇨🇱 Chile
Just as I made sending letters through Slowly a fundamental part of my routine, I also learned to listen to my penpals.
Baca lebih lanjut🇹🇷 Turkey
I used all my luck in it, I guess. I've met an amazing person. While reading his letters, I feel like with him in Spain.
Baca lebih lanjut🇱🇻 Latvia
Now I also have a big new dream to buy a ticket to South Korea and fly to Seoul to meet my awesome soulmate!
Baca lebih lanjut🇮🇳 India
Dia 60 tahun lebih tua dariku, namun kami masih bisa menemukan hal-hal yang bisa didiskusikan dan dibagikan.
Baca lebih lanjut🇵🇰 Pakistan
I didn't expect that anyone will ever talk to me like my first pen pal wrote me.
Baca lebih lanjut🇸🇬 Singapura
Aku bahkan bangun lebih awal pada jam 5 pagi, untuk membalas suratnya, jadi kami bisa berhemat waktu setiap harinya...
Baca lebih lanjut